Friday, January 19, 2007

Project Lara Jongrang

Alkisah, pada suatu waktu terdapat seorang Pekerja yang sangat cantik rupawan dan baik hati. Ia hidup dengan bahagia dan kehidupannya sedang berjalan lancar dan seperti biasanya. Tidak ada yang baru dalam kehidupan kesehariannya. Pekerjaanya pun tidak menggunung dan mendesak serta sulit dan melilit. Setiap hari ia bekerja dengan perasaan tenang dan, walau sedikit merasa aneh, santai.

Kemudian, entah kenapa dengan tiba-tiba dan sangat mendesak, datanglah titah dari seorang Sang Atasan. Sang Atasan merupakan atasan [ya iyalah, apalagi coba??] dari Pekerja Nan Rupawan [selanjutnya disingkat menjadi PNR] tadi. Ia memberikan suatu tugas mulia kepada Pekerja yang memang sedang tidak memiliki pekerjaan yang konkrit dan berarti. Ia menugaskan Sang Pekerja untuk membantu salah seorang Rekan Kerja yang sedang dalam kesulitan. Rekan Kerja harus menyelesaikan suatu tugas penting namun tidak mempunyai rekanan yang dapat mendukung dan membantunya dalam bekerja. Rekanan yang ada selama ini telah meninggalkan wilayah Kekaisaran dan menuju wilayah lain yang lebih menjanjikan dan sejahtera. Akhirnya, PNR lah yang ditunjuk sebagai rekanan baru yang bertugas membantu Sang Rekan Kerja tadi.

PNR menerima tugas baru tersebut dengan senang hati dan ikhlas karena merasa bahwa ini adalah tugas penting yang harus diembannya secara serius. Sang Atasan kemudian melihat keceriaan yang terpancar dari wajah PNR dan kemudian memberikan tugas-tugas kepada PNR. Tugas yang diberikan memang tidak terlalu berat namun membutuhkan konsentrasi serta kekuatan khusus [baca: analisis, baca dokumentasi, kerja sampai malam] yang tidak cepat. Namun yang terjadi adalah Sang Atasan memberikan tugas baru tersebut dan mengharapkan PNR untuk mengerjakannya dalam waktu SATU HARI SAJA! dan itu pun Sang Atasan mengharapkan PNR untuk dapat mempresentasikan hasil kerjanya pada hari berikutnya.

...This is just a fiction. Tapi ada moral of the story yang harus diperhatikan. Pertama, jangan dengan mudah terlena dengan pekerjaan dan tanggung jawab karena dapat menjebak. Kedua, berusahalah untuk mengatakan TIDAK atau ekspresi keberatan lainnya. Ketiga, cerita ini mengingatkan pada kisah Lara Jongrang dengan candi Prambanan.

Bandung Bondowoso, seorang raja yang kejam [Sang Atasan tidak kejam] yang ingin menikahi Lara Jongrang dan diharuskan membangun seribu candi dalam waktu satu malam saja. Bandung Bondowoso pun menyanggupi dan kemudian meminta bantuan Pasukan Jin untuk membangun keseribu candi-candi tersebut. Lara Jongrang yang tidak menyukai Bandung Bondowoso pun memutar akal dengan meminta bantuan dayang-dayang untuk membakar jerami dan menumbuk lesung sehingga menimbulkan hiruk pikuk dan menyebabkan Pasukan Jin menyangka bahwa hari sudah berganti. [Sampai disini moral cerita masih bersangkutan dengan cerita diatas, kecuali tidak ada perasaan apapun yang telribat]...

Selanjutnya, setelah ditinggal Pasukan Jin, Bandung merasa bahwa semua candi-candi telah selesai dibangun dan menunjukkannya pada Lara Jongrang. Ternyata, setelah dihitung, hanya terdapat 999 candi dan itu berarti masih kurang satu candi lagi. Bandung yang mengetahui rencana Lara pun mengutuknya untuk mejadi candi yang terakhir.

So, now do you get the point why I titled it Project Lara Jongrang? This is my fiction and I am proud of it. Hehe.. Peace out!

MK

0 Comments:

Post a Comment

<< Home